Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dari Mana Malaikat Berasal?

Siapakah Pencipta Malaikat?



Malaikat kerab sekali atau sering sekali kita lihat didalam Alkitab Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru ketika membacanya, bahkan juga malaikat sering juga dijadikan film pada masa sekarang.

Kata malaikat dalam teks bahasa Ibrani adalah Mal’akh (מַלְאַ֧ךְ), sedangkan dalamteks Yunani adalah angelos (ἄγγελος). Pemakaian kata yang menunjuk kepada malaikat dipakai secara bergantian baik itu (Malaikat, Putra Allah, Yang Kudus, Tentara Allah (Pasukan)). Adapun sebutan untuk malaikat yang sering kita temukan dalam Alkitab yaitu:

• Malaikat

Kata Mal’akh artinya “Utusan” bisa saja dipakai kepada manusia seperti dalam 1 Raj. 19:2, sedangkan pemakaian yang diperuntukkan kepada yang ilahi terdapat dalam Kej. 28:12 artinya “Ia yang diutus”. Malaikat adalah utusan Ilahi yang berasal dari sorga, yang ditugaskan Allah untuk melaksanakan perintah-perintah-Nya.

• Putra Allah

Selain dari pada utusan, malaikat juga disebut sebagai “Putera Allah”. Dalam bahasa Ibrani בְנֵי הָָֽאֱלֹהִים (Beney Ha’ Elohim). Pemakaian kata ini dipergunakan sebelum kondisi malaikat jatuh, yakni bahwa mereka adalah putera Alllah yang diciptakan-Nya (Ayub 1:6; 38:7).

• Yang Kudus

Malaikat juga disebut sebagai “Yang Kudus”. Pemakaian kata yang kudus bagi malaikat terdapat dalam kita Mazmur 89:5,7. Kata ini memiliki sebuah arti bahwa para malaikat dikhususkan atau dipisahkan oleh pncipta mereka yaitu Allah sendiri.

• Tentara (Pasukan)

Selain dari pada sebutan yang ketiga diata, malaikat juga disebut sebagai “tantara” yang dapat dipahami sebagai “tantara sorgawi”. Pemakaian sebutan ini terdapat dalam Mazmur 89:6, 8 & 1 Sam. 17:45. Kedua teks Alkitab ini menjelaskan keberadaan malaikat sebagai “tantara sorgawi (1 Sam. 17:45) dan keberadaan malaikat yang jumlahnya sangat banyak yang mengelilingi Allah, mereka disebut dengan sebutan “tantara” yang artinya “bala tantara sorgawi Allah” (Yes. 31:4).

Apakah malaikat merupakan ciptaan?

Dalam Alkitab memang tidak tercata bahwa malaikat itu diciptakan oleh siapapun juga, namun kita harus mempercayai bahwa mereka adalah ciptaan Allah, karena jika kita berikir mereka tidak diciptakan, maka sama halnya mereka seperti Alllah. Maka dari itu untuk mengetahui apakah mereka ciptaan atau bukan, simak sifat dan natur malaikat berikut ini:

Sifat dan Natur Malaikat

• Malaikat adalah ciptaan

Salah satu natur yang sangat perlu kita ketahui dari malaikat ialahbahwa mereka merupakan ciptaan (sama seperti manusia merupakan ciptaan). Pasti kita bertanya lalu siapakah yang menciptakan malaikat-malaikat itu?, pertanyaan ini sering sekali dipertanyakan oleh kaum-kaum awam. Dalam kitab Mazmur 148:2-5 memberi beberapa konfirugasi penting yakni bahwa malaikat diciptakan Allah melalui firman-Nya. Metode ini merupakan metode yang dipakai Allah dalam menciptakan bumu dan segala isinya dalam isah penciptaan di dalam Kitab Kejadian. Perlu kita ketahui  bahwa malaikat bukalah roh-roh dari pada orang yang telah meninggal dunia, malaikat juga bukan manusia yang memiliki tingkat kerohanian yang dimuliakan (Ibrani 12:22-23) yang artinya adalah manusia tidak boleh menyembah kepada malaikat, karena mereka adalah ciptaan sama seperti kita, Cuma bedanya dengan kita adalah mereka diciptakan lebih tinggi dari manusia (dalam beberapa segi/aspek). Malaikat hanyalah suruhan Allah untuk menjaga umat manusia.

Malaikat adalah ciptaan bukanlah seorang pencipta dan berbeda dari manusia (1 Kor. 6:3; Ibr. 1:14). Malaikat terbatas dalam hal kuasa, pengetahuan dan aktivitas (1 Ptr. 1:11-12; Why. 7:1). Malaikat juga akan menghadapi “penghakiman” (1 Kor. 6:3; Mat. 25:41). Kitab Ayub juga memberi tambahan informasi bahwa para malaikat turut memuji Allah ketika mereka diciptakan oleh Allah (Ayub 38:6-7). Paulus juga menyebut mereka dalam Kolose 1:16 terhitung sebagai ciptaan yang memuliakan Kristus.

• Malaikat adalah “roh”

Malaikat adalah sepenuhnya makhluk roh (Ibr. 1:14; Maz. 104:4). Malaikat tidak memiliki “daging dan darah” sangat berbeda dari manusia yang memilki tubuh fisik (daging dan daging). Malaikat juga menampakkan diri kepada manusia (Luk. 1:11-20; Luk. 1:26-38; Kis. 8:26; 10:3, dsb). Sekalipun malaikat pernah menampakkan diri dalam wujud manusia malikat sejatinya tidak memiliki jenis kelamin (gender). Malaikat tidak dapat berumah tangga (memilki keturunan) (Mrk. 12:25; Mat. 22:30).

• Ada tingkatan pada malaikat (hierarki) yang lebih dari pada manusia

Ada malaikat Yahweh (Malakh YHWH) langsung menunjuk kepada kehadiran Allah secara pribadi (Theofani). Ada Kerub juga Serafim (Jamak: Kerubim). Ada penghulu malaikat (pemimpin malaikat) (Yud. 9; 1 Tes. 4:16). Ada malaikat pembawa pesan/berita Allah kepada manusia. Ada maikat (Bala Tentara Allah) jumlahnya sangat banyak (1 Ptr. 3:22; Kol. 1:16).

• Malaikat memiliki kekuatan adikodrati

Malaikat memiliki kekuatan diluar kemampuan dan nalar manusia (2 Ptr. 2:11; Mzm. 103:20; Yes. 37:36). Malaikat disebut sebagai “pahlawan perkasa”. Malaikat menjalankan penghukuman kepada Sodom dan Gomora (Kej. 18:19). Malaikat juga akan menangkap si ular tua (Why. 20:1-2).

• Malaikat lebih tinggi dari pada manusia

Alkitab mencatat manusia lebih rendah dari malaikat (Ibr. 2:7). Malaikat tidak punya kelemahan seperti manusia (usia, penyakit (Mat. 28:2; Kis. 5:19; 2 Ptr. 2:11). Kualitas inteligensia antar malaikat dan manusia juga berbeda sekali (2 Sam. 14:20). Malaikat tetap tidak setara dengan Allah (karena mereka ciptaan) (Dan. 10:13). Namun disisi lain malaikat memiliki keterbatasan dibanding manusia yakni dalam hal masa depan. Alkitab mencatat dengan baik dalam Kejadian bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, namun tidak ada satu ayatpun yang menjelaskan hal yang sama juga berlaku bagi penciptaan malaikat. Pada akhirnya manusia yang sudah ditebus oleh Kristus ditinggitan diatas malaikat (1 Kor. 6:3). Kristus hanya menebus manusia berdosa tidak termasuk malaikat.

• Malaikat diciptakan secara serentak dan jumlahnya sangat banyak

Kolose 1:16 memberikan gambaran penciptaan malaikat. Penciptaan maikat tidak terjadi terus-menerus. Malaikat tidak memiliki potensi untuk menghasilkan keturunan (beranak cucu) (Mat. 22:30). Jumlah mereka juga tidak berubah (tidak bertambah dan tidak berkurang) dalam Ibrani 12:22 disebutkan dengan san jelas bahwa jumlah mereka beribu-ribu.