Sejarah GPT Hilizia Lauru
Gambar Gedung GPT Hilizia Lauru |
Untuk kalangan sendiri.
Gereja Pantekosta Tabernakel Hilizia di mulai sekitar tahun 1980-an, yang di buka oleh bapak Pdt. D. Zai. alias A. Zimeri (ALM), bersama dengan bapak Pdt. El. Lase alias A. Emi (ALM). Pada tahun itu ibadah dilaksanakan di rumah bapak A. Waigi Mendrofa, (sebagai ibadah rumah tangga saja). dan lama kelamaan di jadikan tempat ibadah umum. Oleh pertolongan Tuhan, jiwa-jiwa semakin banyak yang di selamatkan dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dan memberikan diri mereka untuk dibabtis, dan juga memberi pernyataan menjadi warga jemaat. Saat itu Pdt. D. Zai bersama bapak L. Lase menempatkan hamba Tuhan Teheli Waruwu untuk melayani jemaat. Beliau melayani hanya sekitar 2 tahun saja dan diteruskan oleh hamba Tuhan Tolonaso Gulo alias Ama Tinu Gulo. Beliau hanya melayani sekitar 2 tahun juga, dan diteruskan oleh hamba Tuhan Fatilala Gulo alias Ama Gaya'a Gulo. Saat itu jemaat mulai ada kebangkitan, semangat, dan ada jemaat yang menghibahkan tanahnya menjadi pertapakan gereja yaitu Bapak Ama Waigi Mendrofa (ALM). Oleh karena semangat yang berkobar-kobar, jemaat tergerak membangun dengan cara berkorban secara sukarela dan membangun secara gotongroyong, sehingga gereja boleh di bangun semi permanen. Pada saat pembangunan gereja berjalan, direncanakan juga Pembukaan Sekolah Alkitab yang di beri nama Sekolah Alkitab Eliezer, yang salah satu murid angkatan pertama Pdt. Folo’o Waruwu yang melayani di Kalimatan Tengah (Kuala Kurun), Pdt. Dr. Famahato Lase, M.Pd yg melayani di GPT Ester Dahana Botombawo sekarang ini dan menjadi dosen di IKIP Gunungsitoli sekarang. Sesudah itu, hamba Tuhan Fatilala Gulo (ALM) alias Ama Gaya'a Gulo meninggalkan pelayanan di GPT Hilizia, kembali melayani GPT di Kampung halamannya, dan diteruskan oleh hamba Tuhan Aliaro Waruwu alias Ama Ucok Waruwu (ALM) dan Sekolah Alkitab angkatan ke dua di buka kembali, dan Siswa saat itu termasuk Pdt. Elison Bezisokhi Lase alias Ama Jernih Lase. Beliau (Pdt Aliaro Waruwu melayani sekitar 5 tahun). Sekitar tahun 1993, Beliau meninggalkan pelayanan di GPT Hilizia, melayani di GPT Dahana Botombawo, yang Beliau buka sendiri.
Sesudah itu pelayanan GPT Hilizia di layani oleh Hamba Tuhan Tua-tua jemaat yaitu Bapak Ama Gawati Mendrofa, yang sekarang sudah di usulkan menjadi Pendeeta Muda. Beliau membantu pelayanan sekitar 2 tahun. Namun setelah 2 tahun beliau pergi merantau ke luar kota. Pelayanan diteruskan oleh Pdm. Taliwanolo Gulo sekitar tahun 1995 s/d 1997. Jangka waktu beliau melayani sangat sedikit karena beliau kembali melayani dikampung halaman di daerah Semi. Jemaat pada saat itu tidak ada yang melayani maka pelayanan ditangani oleh Pdt. Fonaziduhu Mendrofa alias Ama Armen Mendrofa, dan sekali-kali dibantu oleh Pdt. Sofudoi Mendrofa alias Ama Gabute Mendrofa (ALM). Pdt. Fonaziduhu Mendrofa sudah membuka pelayanan di Gunungsitoli kilometer 4 yang diberi nama GPT. Galilea Sabango hingga sekarang dan juga merintis dan membuka gereja di Perumnas Dahana. Maka pelayanan di Hilizia sulit dijangkau, oleh sebab itu beliau berembuk dengan jemaat GPT Hilizia bersama dgn Tua-tua Jemaat untuk menggumuli gembala yg bisa menetap maka jemaat sepakat untuk menggumuli hal tersebut. Pergumulan mereka itu berjalan selama 6 bulan. Pada pergumulan terakhir menyepakati janji yg berbunyi "jika seizin Tuhan hamba yang kita gumuli pasti ketemu di pekan Muzoi, Karena calon hamba Tuhan yang mereka gumuli jauh melayani dan hanya satu kali seminggu datang di pasar Muzoi mengantar istri berbelanja. Tepat saat itu ketemulah mereka dan berbincang tentang soal pelayanan di GPT Hilizia. Maka tepatnya tgl 2 Desember 2002 Pdt.Elison Bezisokhi Lase serah terima pelayanan GPT Hilizia dari Pdt. Fonaziduhu Mendrofa.
Sesudah itu Pdt. Elison Bezisokhi Lase melayani dengan sepenuh hati dan selalu mengandalkn Tuhan. Sekalipun didalam pelayanan ada pahit manisnya, tetapi Tuhan tetap menyertai dan membuat sukacita selalu hingga sampai saat ini.
Gambar Gedung GPT Hilizia Lauru bagian dalam |
Berbicara soal pembangunan gereja GPT Hilizia yg dibangun dengan semi permanen sekitar tahun 1986 sudah mulai lapuk, maka gembala dan tua-tua jemaat bersama seluruh warga jemaat sepakat untuk membangun kembali gedung gereja menjadi gedung yang permanen seperti pada gambar atau foto dibawah ini yg memelurkn biaya yang agak lumayan. Skrg gembala bersama dengan jemaat sedang dalam pergumulan kepada Tuhan untuk biaya pembangun gereja dimaksud.
Proses pembangunan GPT Hilizia Lauru |
Catatan:
Jika masih ada kekurang dalam penyusunan Sejarah Proses Pertumbuhan GPT Kristus Pengasih Hilizia Lauru, mohon di komen supaya kita bisa menambahkan dan menyempurnakannya kemabali.
Terimakasih Tuhan Yesus Kristus Memberkati kita semua.
GPT Hilizia berlokasi di Desa Hilizia Lauru, Km. 21.5, Kab. Nias, Kec. Hiliserangkai.