Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Laporan Baca Eksegesa Perjanjian Baru

 

Identifikasi Buku

a. Judul Buku                 : New Testament Exegesis

b. Penulis/Pengarang : Gordon D.Fee

c. Tahun Terbit : 2008

d. Penerbit         : Literatur SAAT

e. Jumlah Halaman     : 246 Halaman


PENDAHULUAN

Istilah eksegesis yang dipakai dalam buku ini secara sadar dibatasi hanya untuk penyelidikan yang bersifat sejarah kedalam makna teks Alkitab. Eksegesis menjawab pertanyaan, “Apakah maksud dari para penulis Alkitab” Hal ini berkaitan dengan apa yang penulis telah katakana (isinya) dan mengapa penulis mengatakan hal itu pada waktu tersebut (konteks sastra) sejauh yang dapat diketahui akibat perbedaan waktu, bahwa dan budaya dengan kita saat ini. Selanjutnya, eksegesis terutama memberikan perhatian secara sengaja bahwa: “Apa yang penulis inginkan dari pada pembaca mula-mula untuk dipahami”.


PEDOMAN EKSEGESIS

Kunci utama eksegesis yang baik adalah kemampuan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tepat mengenai teks supaya mendapatkan pengerian yang dimaksudkan penulis teks tersebut. 

Eksegesis yang baik adalah perpaduan yang menyenangkan atau gabungan yang teliti dan cermat dari fakta-fakta kedalam suatu penyajian yang dapat dibaca. Tujuannya yaitu bukanlah demi keaslian atau keunikan tetapi untuk sedekat mungkin dengan pemahaman awal penulis sebagaimana penyelidikan yang cermat dapat berikan kepada kita.


PASAL I. BIMBINGAN UNTUK EXEGESIS

A. Langkah-langkah Awal untuk Semua Tipe Sastra (Genre)

Kemampuan untuk melakukan eksegesis yang baik adalah kemapuan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tepat mengenai teks itu supaya mendapat pengertian yang dimaksudkan penulis teks tersebut. Pertanyaan terhadap teks terdiri dari dua jenis yang bersifat sejarah (menyelidiki latar belakang sejarah, sosiologi, budaya, penduduk, agama-agamanya, lingkungan sosial, ekkonomi) dan sastra (menyelidiki mengapa hal itu dikatakan dalam argumentasi atau cerita).

1. Langkah 1. Selidiki konteks sejarah secara umum

Sebelum menyelidiki kalimat, paragraf atau bagian kecil manapun dari sebuah dokumen, seseorang perlu memiliki pengertian yang baik akan seluruh dokumen itu. Siapakah penulis, penerima dan hubungan apa yang ada diantara mereka? Dimana para penerima tinggal? Apa situasi saat itu? Situasi sejarah apakah yang telah terjadi dalam tulisan ini? Apakah maksud penulis? Apakah tema besar atau perhatian dokumen itu? Apakah argumentasi atau cerita dengan jelas dilihat dalam garis besarnya? Untuk itu seorang harus mendapatkan bimbingan dari suatu penelitian yang berpusat dari isi teks tersebut dengan:

  • Bacalah seluruh teks sekaligus
  • Periksalah pengamatan-pengamatan melalui membandingkannya dengan buku-buku tambahan

2. Langkah 2. Tegaskan batasan-batasan teks

Memastikan bagian yang dieksegesis adalah asli, bagian kecil yang terisi dirinya sendiri. Sekalipun hanya mengeksegesis satu kalimat namun harus ditempatkan kedalam paragraf atau perikop itu sendiri. Jika ada perbedaan terjemahan dari teks diterjemahan lain, maka harus dipilih hal yang mendasar dan hal ini menjadi sebuah bagian dari keseluruhan tahap eksegesis.

3. Langkah 3. Jadilah akrab dengan paragraf/perikop yang sudah dibuat

Disaat menyelidiki pada teks Yunani haruslah dibuat tafsiran sementara supaya akrab dengan isi paragraf yang dibahas . Setelah membuat terjemahan sendiri, maka buatlah daftar terpisah mengenai teks, tata bahasa dan pokok-pokok kebahasan yang akan membutuhkan penyelidikan khusus. Membaca paragraf dalam beberapa terjemahan, setidaknya tujuh terjemahan yang berbeda dan menandai perbedaan yang ada yang dapat dieksegesis, kemudian masalh perbedaan tersebut karena penyelidikan teks, tata bahasa atau berhubungan dengan kamus.

4. Langkah 4. Analisa susunan-susunan kalimat dan hubungan-hubungan sintaksisnya

Memahami jalan argumentasi atau cerita  serta susunan dasar sintaksis masing-masing kalimat dengan menulis teks secara keseluruhan dalam sebuah bentuk yang tersusun akan memaksa membuat keputusan tata bahasa secara sementara, khususnya dalam hubungan sintaksisnya dan memampukan melihat susunan teks dan penulisnya serta argumentasi sementara. Dalam penulisan teks haruslah dalam bentuk sebuah aliran kalimat sederhana yang disertai cacatan-cacatan tambahan pada bagian bawah untuk menelusuri aliran argumentasi dan membuat gambaran dari kalimat tersebut.

5. Langkah 5. Membangun teks

Penelitian teks merupakan sebuah usaha untuk memulihkan bentuk asli dari dokumen-dokumen yang ditulis seperti pembicaraan disekitar teks dan nyaman dalam memutuskan teks sendiri dengan memperhatikan aparatus atau informasi  mengenai teks dalam cacatan kaki.

6. Langkah 6. Analisa tata bahasa

Memberi keputusan terhadap tata bahasa yang digunakan dalam teks dengan memperhatikan butir-butir teks yang diragukan atau tata bahasa yang diragukan

7. Langkah 7. Analisa kata-kata yang penting

Menjelaskan kata-kata yang kurang nyata dan fokus pada kata-kata kunci dan susunan katanya.

8. Langkah 8. Selidiki latar belakang sejarah dan budaya

Memberi perhatian terhadap orang, tempat, peristiwa dan segala yang disebutkan dalam teks, lingkungan sosial penulis dan pembaca, adat istiadat, pola pikir penulis dan keseringan intertekstualitas mengenai penulisan kitab PB.


B. Pertimbangan-pertimbangan Khusus Untuk Tipe Sastra (Genre) yang Berbeda

1. Mengeksegesis surat-surat

Menentukan sifat moral dari surat, menentukan teks, melihat pola argumentasi retorika kuno, membangun ulang sifat dasar atau alamiah keadaan yang terhadapnya paling banyak bagian-bagian kecil surat yang telah berespons dan melihat dokumen yang bersifat khusus. Melihat konteks sejarah dengan membaca dan memperhatikan rincian-rincian penting teks, para penerima surat dan situasi mereka, kata kunci atau ungkapan yang berulangkali muncul dan gambaran ringkas teks. Menentukan konteks sastra dengan melihat logika dan isi paragraf, sumbangsih isi teks terhadap argumentasi, dan keadaan penulis tentang yang ditulis dan responnya mengenai keadaan itu.

2. Mengeksegesis kitab-kitab injil

Para penulis injil memiliki dua atau tiga arah kontek sejarah yang berakibat pada konteks sastra dalam tulisan permanen, perkataan dan cerita tentang Tuhan Yesus melalui hasil pemilihan, penyaduran dan penyusunan. 

Selama masa tradisi lisan unit-unit mandiri dari bahan yaitu perikop disusun dalam cerita dan perkataan-perkataan secara luas diturunalihkan dengan bebas satu sama lain, sehingga penyusunan perikop yang ada sekarang dalam bagian terbesarnya adalah karya para penulisnya. Ada beberapa praduga mengenai penulisan injil; Markus ditulis pertama, injil Matius dan Lukas terpisah telah memakai injil Markus untuk bahan penulisannya, Lukas dan Matius memiliki hubungan dengan sebagian besar bahan-bahan tradisional. Para penginjil memilah, menyadur dan menyusun bahan-bahan bukan bahan sederhana untuk merekam atau menyimpan kehidupan dan ajaran Yesus tetapi juga memperkenalkan Yesus kepada para pembaca dengan sudut pandang yang khas. 

3. Mengeksegesis Kisah Para Rasul

Kisah Para Rasul mendapatkan dua perhatian mendasar dalam pendekatan kitab ini, yaitu: sejarah: (1) apa yang sedang terjadi dengan gereja mula-mula (2 ) teologis dan hermeneutis: apa artiniya dulu dan sekarang. Pengulangan yang teliti terhadap kitab Kisah Para Rasul sebagai suatu keharusan dengan menyelidiki persoalan-persoalan sejarah dan inti konteks sastra atau apa yang sedang dilakukan. 

4. Mengeksegesis kitab Wahyu

Kitab Wahyu sering menjadi sebuah kitab tertutup dan sebagian karena banyak penerapan yang diragukan yang dibuat oleh orang yang tidak memahami apokaliptis. Pendekatan terhadap kitab Wahyu dimulai dari pendekatan dari konteks sejarah, konteks sastra.


C. Langkah-langkah Umum Untuk Semua Tipe Sastra

Adapun langkah-langkah didalam melihat semua tipe sastra pada semua kitab yaitu:

1. Pertimbangan konteks teologi dan Alkitab secara luas dengan memperhatikan fungsi teks secara dogmatis dan kecocokan teologi dalam keseluruhan kumpulan wahyu yang meliputi teologi Kristen

2. mengumpulkan kepustakaan dari sumber-sumber tambahan dan membaca secara luas dengan memperhatikan kesalahan dari setiap sumber atau buku yang dibaca, dengan memberikan footnote pada bagian tersebut, kemudian membandingkannya dengan hasil karya sendiri dan menyesuaikannya supaya lebih harmonis dan serasi setiap pendapat orang lain. Setelah informasi dan teafsiran sudha dibandingkan, maka dibuat terjemahan akhir dari teks yang sedang diamati.

3. Surat-surat ditulis sebagai hasil karya sendiri dari hasil penelitian tentang masalah, konteks, gambaran dan argumentasi serta kesimpulan

4. Melihat kitab Injil melalui perikop atau ucapan dalam bagian itu sesuai konteks latar belakang Yesus, mencari tahu firmanTuhan bagi gerea.


D. Penerapan 

Khotbah alkitabiah perjanjian baru merupakan tugas untuk membuat sebuah pertemuan antara manusia masa kini dan firman Allah yang telah disampaikan pada abad pertama. anSeorang pengkhotbah harus memikirkan pokok atau beberapa pokok utama dari teks, tujuan dari isi khotbah dan jawaban yang diharapkan dicapai.


PASAL II. EKSEGESIS DAN TEKS ASLI

A. Analisa Susunan Kalimat

Proses eksegesis membantu melihat susunan paragraf yang dibuat dan aliran argumentasinya serta keputusan awal tata bahasa. Analisa susunan kalimat yang membantu adalah menghasilkan sebuah gambar kalimat yang mengalir dalam bentuk pendiagraman, untuk menggambarkan secara grafis melalui koordinasi, indensasi, subordinasi.

B. Membangun Teks

Membangun teks dari variasi manuskrip dan keputusan-keputusan dari konsep dasar penyelidikan dengan memperhatikan penambahan, penghilangan, transposisi dan penggantian teks yang disebabkan oleh ketidaksengajaan, harmonisasi, penjelasan dan perkembangan gaya bahasa Yunani. Penyelidikan teks berguna untuk menentukan bacaan dari variasi yang ada sebagai yang paling mungkin teks asli dan bacaan mana yang salah.

Varian atau pemakaian kata yang berbeda dapat dinilai melalui bukti eksternal dengan menetapkan pentarikhan dari bukti yang mendukung varian, menetapkan penyebaran geografis dari bukti-bukti yang mendukkung masing-masing varian, menetapkan tingkat hubungan tekstual diantara bukti pendukung dari masing-masing varian serta menilai variasi dan gaya penulisan dan perbendaharaan kata dari penulis atau menilai kriteria varian berdasarkan trankripsional.

C. Analisa Tata Bahasa

Tata bahasa berkaitan dengan semua unsur-unsur dasar bagi pemahaman hubungan-hubungan kata-kata dan kelompok kata dalam sebuah bahasa. Tata bahasa terdiri dari (1) morfologi atau analisa sistematis dari golongan-golongan dan susunan kata, infleksi dari kata benda dan konjunggasi dari kata kerja; (2) sintaksis atau penyusunan dan hubungan antara kata dalam kerangka yang lebih besar.

Lembaran informasi tata bahasa memiliki referensi alkitab atau bentuk teks, bentuk leksikal, gambaran tata bahasa dan penjelasan mengenai makna atau penggunaan (subyektif genetif, inifinitif dari wacana tidak langsung). Tata bahasa menengah mensistematiskan dan menjelaskan sebuah rujukan. 

Pemisahan kata-kata dan anak-anak kalimat untuk keputusan (1) untuk tata bahasa antara dua atau tiga pilihan; (2) menetapkan kasus dan alasan kata benda dan kata ganti orang; (3) penetapan tensa-ragam-modalitas dari bentuk kata kerja; (4) menetapkan tekanan dan nuansa kata depan, hubungan partisip keadaan dengan infinitif bagi kalimat.

D. Analisa Kata-kata

Dalam eksegesis perlunya fungsi kata-kata dalam suatu konteks, walaupun ada kata dapat memiliki rentang arti yang dangkal atau luas, tujuan pembelajaran kata dalam eksegesis adalah mencoba memahami setepat mungkin apa yang penulis sedang coba sampaikan lewat pengunaan kata tertentu dalam konteksnya. Didalam eksegesis kata harus dihindari pemakaian etimologi atau akar kata dan analisa yang berlebihan, tapi memisahkan kata-kata penting dalam teks yang membutuhkan penyelidikan khusus, membangun rentang arti bagi sebuah kata dan menganalisa konteks dengan cermat untuk menetapkan rentang arti yang tepat pada bagian yang dieksegesis

E. Latar Belakang Sejarah-Budaya

Sifat dasar Alkitab menuntut seseorang ekseget memiliki ketrampilan untuk menyelidiki latar belakang sejarah budaya dari teks Perjanjian Baaru. Kekurangan pada teks tersebut mengakibatkan praduga-praduga yang berkaitan dengan sejarah umum (kelompok atau keluarga cerita-cerita), sosiologi (susunan sosial dan hubungan yang menentukan dalam setiap hari kehidupan) dan budaya (nilai).

Ada beberapa masalah seorang ekseget modren dalam menyelidiki latar belakang sejarah, yaitu: (1) Kita sendiri memiliki sekelompok praduga sejarah-sosial-budaya yang menyebabkan seorang ekseget tanpa sengaja  membacakan gagasan dan adat kebiasaan yang berjalan mundur ke abad pertama; (2) Luasnya tugas penyelidikan dan kurangnya bahan-bahan yang bisa didapatkan, seperti latar belakang Yunani-Romawi yang memungkinkan tidak adanya data atau kepustakaan yang layak dalam sebuah buku; (3) Melakukan proses penyelidikan dan menilai apa yang sudah ditemukan.

F. Analisa Sebuah Perikop

Menganalisa sebuah perikop dalam sebuah teks injil sinopsis adalah melihat pararelnya dalam urutannya sendiri. Menaganalisa sebuah perikop haruslah memisahkan kesesuaian-kesesuaian dan perbedaan-perbedaan dalam kata-kata diantara perikop dan pararelnya dalam sinopsis, kemudian menemukan gambaran dalam teks yang diteliti sesuai dengan tradisi-tradisi yang muncul dalam perikop, apakah hanya muncul dalam satu injil saja atau ada juga diinjil lain juga serta melihat penyusunan bahan-bahan dari penulis injil yang berkaitan dengan konteks kesusastraan. 


PASAL III. BIMBINGAN SINGKAT UNTUK EKSEGESIS KHOTBAH

A. Tugas Eksegesis

Bimbingan singkat untuk mengeksegesis khotbah bertujuan untuk menolong para pelayan gereja mengintisarikan bagian paling penting dari teks yang bersangkutan dengan penafsiran dan eksposisi dan penjelasan serta aplikasi. Tugas eksegesis adalah menemukan firman yang hidup dengan menyelidiki teks alkitab dan mengetahui kebutuhan didalam menerapkannya didalam jemaat.

Berkhotbah didasari atas eksegesis yang memumpuni namun bukan sebuah peragaan eksegesis melainkan penerapan eksegesis dan memiliki tujuan supaya berfungsi dengan baik, yaitu: (1) Mempelajari teks sebanyak mungkin dan tujuan keseluruhan teks dan bagaimana detil teks secara bersama-sama membuat tujuan: (2) Memikirkan penerapan teks dengan melihat pemakaian yang berbeda dari segala yang telah dipelajari dalam proses eksegesis. Adapun langkah-langkah dalam mengeksegesis sebuah teks yang dieksegesis yaitu (1) Persiapan awal; membaca konteks yang lebih luas, (2) Membaca teks berulangkali, (3) Membuat terjemahan sendiri dengan membuat daftar pemilihan penerjemahan yang bersifat tekstual, tata bahasa atau gaya penulisan/linguistik, (4) Menyelidiki susunan kalimat.

B. Beralih Dari Eksegesis Kepada Khotbah

Eksegesis hanya menemukan makna dari teks dan maksud aslinya. Mengkhotbah hasil dari eksegisis untuk disajikan kepada jemaat dengan memperhatikan bebererapa hal, yaitu: (1) Meluangkan waktu untuk merenungkan dan berdoa, sebab khotbah bukanlah urusan pikiran dan pembelajaran namun urusan hati dan doa. Persiapan khotbah tanpa pertemuan pribadi dengan Firman dan tanpa doa akan kemungkinan kekurangan inspirasi dan sangat kecil kemungkinan untuk berhasil; (2) Menentukan pokok-pokok utama dari teks Alkitab yang perlu disampaikan dengan tujuan yang jelas untuk diterapkan serta respon yang diharapkan untuk dicapai; (3) Menentukan pendahuluan dan akhir khotbah atau kesimpulan, sebab keberhasilan khotbah ditentukan oleh kedua hal ini; (4) Membuat garis besar; (5) Membuat khotbah berdasarkan data yang dicari.


PASAL IV. ALAT-ALAT BANTU DAN SUMBER-SUMBER UNTUK LANGKAH-LANGKAH EKSEGESIS

A. Langkah 1. Konteks historis secara umum

Untuk menemukan tinjauan yang baik mengenai lingkungan sosial-sejarah dari PB secara umum dan sejarah atau perspektif teologis dari masing-masing buku yang khusus dan kritis dan penyelidikan yang berpusat pada isinya.

B. Langkah 2. Tegaskan batasan teks

Menentukan teks-teks yang dibahas supaya fokus eksegesis dan perhatian tertuju sepenuhnya kepada konteks tersebut.

C. Langkah 3. Tinjauan paragraf/terjemahan sementara

Kunci menggunakan teks Yunani bagi eksegesis adalah membaca teks secara teratur dan menemukan kata-kata yang sering muncul merupakan kosa kata khusus yang harus mendapat perhatian khusus dalam eksegesis.

D. Langkah 4. Gambar atau aliran kalimat

Gambar dan alur kalimat dapat ditemukan didalam buku-buku panduan yang bisa membantu memberikan sumber dalam menyusunnya, seperti interlinear dan lain-lain.

E. Langkah 5. Penyelidikan teks

Penyelidikan teks yang dieksegesis dapat dilihat dari buku-buku eksegetis lainnya supaya makna dari teks tersebut dapat dimengerti dengan baik.

F. Langkah 6. Tata bahasa

Untuk menemukan tata bahasa yang baik perlu konkordansi tata bahasa dan komputer yang berisikan gabungan kata untuk dipakai dalam penulisan dan penyelidikan teks secara khusus.

G. Langkah 7. Alat-alat bantu kamus (sebagai panduan dalam menemukan arti kata dalam teks)

H. Langkah 8. Latar belakang sejarah-budaya (dapat dilihat dari buku-buku)

I. Langkah 9. Bentuk surat 

Melihat tinjauan teks dalam konteks penulisan surat kuno dengan mempelajari bentuk-bentuk argumentasi (retorika), pidato atau kecaman, midras, kiasme, bahasa dan bentuk-bentuk apokaliptis, nasihat/ paraenesis/topoi, daftar kebaikan dan keburukan, peraturan rumah tangga, fragmen liturgi: berkat dan doskologi, puisi dan nyanyian pujian dan pengakuan-pengakuan iman.

J. Langkah 10. Konteks sejarah khusus

Penentuan konteks sejarah khusus berkaitan dengan penempatan surat sehingga tidak ada kepustakaan yang tersedia walaupun didapatkan dari kata-kata pengantar dan tafsiran-tafsiran.

K. Langkah 11. Konteks sastra

Didalam teks alkitab yang diselidiki sudah menyediakan konteks satranya sehingga tidak diperlukan daftar kepustakaan. Pb injil harus penyelidikan pada kitab injil harus penyelidikan bentuk, perikop dan memperhatikan bentuk yang bersifat apokaliptis.

L. Langkah 12. Teologi Alkitab

Menyajikan teologi PB bermanfaat untuk mengelompokkan pandangan dari teolog-teolog terhadap praduga-praduga dan kepercayaan penulis dalam sebuah penggambaran teologi PB.

M. Langkah 13. Buku-buku tambahan

Mengumpulkan kepustakaan melalui artikel, jurnal dan buku yang diterbitkan tiap tahun mengenai bidang perjanjian baru supaya mendapat bahan yang luas mengenai pembahasan yang sedang eksegesis.


TUGAS EKSEGESIS TEOLOGIS DAN PENYELIDIKAN RESPONS PEMBACA (READER RESPONSE CRISTICISM)

Ada empat praduga teologis yang mendasari penulisan buku New Testament Exegesis adalah: 

(1) Bersamaan dengan PL dan PB adalah kitab suci, Firman Allah yang disampaikan kepada manusia untuk kehidupan bersama didalam komunitas iman: 

(2) Allah telah  menyampaikan Firman-Nya melalui para penulis manusia dan teks;

(3) Teks alkitab mencerminkan sebuah tingkatan yang ditemukan untuk maksud Ilahi dan manusia; dan 

(4) Tugas eksegesis adalah memahami maksud ilahi-manusiawi yang terekam dalam teks supaya Firman memimpin para pembacanya kepada tujuan kebenaran teks yaitu ketaatan. Metode respon pembaca bukan usaha mencari dunia sejarah dibalik teks (penyelidikan sejarah) atau mencari kesuteraan dunia teks namun menyelidiki respon pembaca terhadap dunia didepan teks yaitu situasi sejarah disekitar teks dan kesengajaan yang terkunci didalam sebuah teks yang diserahkan kepada pembaca. Didalam respon pembaca tidak ada cara wajib diantara bacaan yang sedang diselidiki.