5 Dasar Bersyukur Dalam Segala Hal
Mengapa kita selayaknya mengucap syukur? Ada ratusan alasan mengapa kita harus bersyukur kepada Tuhan seperti tertulis dalam Alkitab. Namun dalam tulisan ini saya hanya merangkumnya menjadi lima alasan yang mendasar.
1. Karena bersyukur adalah kehendak Allah.
“Bersukacitalah senantiasa, tetaplah berdoa, mengucap syukurlah dalam segala hal sebab itulah yang dikehendaki Allah dalam Kristus Yesus.” Kata yang digunakan adalah ‘dalam segala hal” bukan “untuk segala hal” yang berarti kita tidak berterima kasih untuk pencobaan, penyakit dan semua yang jelek yang menimpa kita karena semua yang baik berasal dari Dia sedangkan yang tidak baik berasal dari si jahat (produk si jahat). Padahal mungkin Tuhan mengizinkannya untuk maksud tertentu (seperti Ayub) tetapi “dalam keadaan sakit, dalam keadaan tertimpa pencobaan, sangatlah indah jika kita masih dapat bersyukur untuk penyertaan-Nya dan kemampuan yang diberikan-Nya kepada kita saat menghadapi pencobaan tersebut. Semasa Yesus hidup di dunia Ia telah memberi contoh bagaimana Ia selalu bersyukur kepada Bapa saat rahasia Kerajaan Surga dinyatakan kepada orang kecil, saat mau memberi makan ribuan orang, saat memimpin perjamuan malam dst.
2. Bersyukur karena Dia telah melakukan sesuatu yang sangat besar bagi kita yang orang lain tidak dapat melakukannya.
- Kerelaan-Nya berkurban, mati dan bangkit untuk keselamatan kita, sudahkah kita mensyukurinya? 2 Korintus 1:10-11 menuliskan, “Dari kematian yang begitu ngeri Ia telah dan akan menyelamatkan kami: kepada-Nya kami menaruh pengharapan kami bahwa Ia akan menyelamatkan kami lagi karena kamu juga turut membantu mendoakan kami supaya banyak orang mengucap syukur atas karunia yang kami peroleh berkat banyak- nya doa mereka untuk ” Ia memberi kita kemenangan, sudahkah kita syukuri? (1 Kor. 15:57)
- Rasul Paulus mengatakan bahwa kita patut bersyukur dengan sukacita karena kita dilayakkan mendapat bagian di Surga (Kol 1:12).
- Ingatkah kita bagaimana Maria berterima kasih kepada Yesus dan mengurapi-Nya dengan minyak narwastu? Sebagai perempuan berdosa yang telah dibebaskan Tuhan, dia mengurapi-Nya dengan airmata dan minyak wangi.
- Ingatlah orang Samaria yang telah dibebaskan dari kustanya? Bagaimana dia tersungkur di depan Yesus dan memuliakan Allah?
- Bagaimana dengan kita? Saya membiasakan diri setiap pagi merenungkan kebaikan-kebaikan Tuhan pada hari-hari yang telah berlalu untuk kesehatan, kehidupan, perlindungan, penyertaan dan bersyukur kepada-Nya.
3. Selanjutnya Mazmur 100:5 menjelaskan kita layak bersyukur karena Dia baik. Ayat ini diperkuat dengan ayat-ayat di: 1 Tawarikh 16:34, Mazmur 106:1;136:1;2,3,26; Yermia 33:11 yang mengatakan, “Bersyukurlah kepada TUHAN sebab Dia baik! Bahwasanya untuk selama- lamanya kasih setia-Nya.”
Segala sesuatu yang baik berasal dari Dia, kehangatan dan cahaya matahari yang menyehatkan, udara yang kita hirup (bumi adalah planet satu-satunya yang memiliki lapisan atmosfer yang membuat manusia dapat hidup), tumbuhan dan air untuk makanan kita…semua ini diberikan dengan gratis. Saya pernah membaca kesaksian seorang opa yang sembuh dari Covid dan ketika sebuah nota disodorkan kepadanya, ia menangis tersedu-sedu. Ia membayangkan harga tabung oksigen: 15 L Rp. 1.100.000; 6,7 L Rp. 750.000; yang 1 liter ± Rp. 500.000. Berapa lama kita bernapas? Membutuhkan berapa liter oksigen agar kita dapat bernapas seumur hidup? Opa tersebut menangis bukan karena dia tidak mampu membayar tetapi mengapa tidak dari dahulu dia menyadari kemurahan Tuhan yang begitu besar dan telah memberikannya dengan cuma-cuma. Ia menangis dan bersyukur karena telah puluhan tahun hidup menggunakan oksigen pemberian Tuhan.
4. Karena dengan bersyukur kita akan memasuki gerbang-Nya (gerbang Surga)
Tahukah Anda bahwa di Surga kelak tidak ada lagi kata-kata kotor, umpatan kemarahan, kata- kata keras dan kasar. Surga dipenuhi dengan pujian, ucapan syukur kepada Tuhan dalam kekudusan. Jika kita melatih diri untuk bersyukur selama hidup di dunia ini, ini sama dengan kita melatih diri untuk belajar beradaptasi dengan suasana Surga, rumah abadi kita kelak. Mazmur 100:4 mengatakan, “Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya.”
5. Karena Dia layak menerimanya sebagai kesimpulan dari semua alasan di atas.
“Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.” (Why. 5:9)…katanya dengan suara nyaring: “Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa dan kekayaan dan hikmat dan kekuatan dan hormat dan kemuliaan dan puji-pujian!” (ay. 12)
Bersyukur kepada-Nya berarti berterima kasih kepada-Nya yang kita nyatakan dengan cara memuji, memberi hormat, meninggikan dan memuliakan Dia karena memang Dia layak menerima semua itu.
Sebuah lagu kesukaan saya adalah “My Tribute”, nyanyian memuliakan Tuhan yang telah berkurban bagi pengarang lagu tersebut. Terjemahan bebas dari lirik lagu itu berbunyi:
Bagaimana aku dapat mengungkapkan rasa terima kasihku untuk apa yang telah Kau lakukan bagi-ku? Kau rela diperlakukan sesuatu yang tidak layak Kau terima untuk membuktikan kasih-Mu padaku. Jutaan suara malaikat pun tak mungkin dapat mengungkapkan rasa syukurku, sungguh aku berutang banyak untuk keadaanku sekarang ataupun yang akan datang.
Bagi Allah lah semua kemuliaan, bagi Tuhanlah segala pujian, untuk segala sesuatu yang telah dilakukan-Nya.
Dengan darah-Nya, Ia telah menyelamatkan aku. Dengan kuasa-Nya, Ia membangkitkan aku. Bagi-Nya lah segala kemuliaan untuk segala perbuatan-Nya.
Kiranya seluruh hidupku dapat menyenangkan hati-Mu, jika aku menerima pujian, biarlah semua itu kembali ke Golgota…karena dengan Darah-Mu Kau telah menyelamatkanku, dengan kuasa-Mu Kau membangkitkanku, kemuliaan hanya bagi-Mu untuk semua perbuatan-Mu.
Jika saat ini Tuhan di Surga melihat betapa sedikitnya hati yang bersyukur kepada-Nya dan jika Ia bertanya: “Bukankah seluruh dunia telah Kuselamatkan, Kubebaskan dari kematian yang mengerikan melalui kematian-Ku, di manakah mereka? Tidak adakah yang datang untuk bersyukur dan memuliakan Allah? Dapatkah kita masing-masing tersungkur di hadapan-Nya sambil menjawab, “di sini aku Tuhan,…aku datang untuk mengucapkan syukur pada-Mu.” Amin.