Markus 1:1-8 – Belajar Rendah Hati
“Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa
dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak.” Markus
1:7.
Yohanes pembaptis adalah
seorang pemberita Injil yang berpenampilan sangat sederhana tapi berani. Dengan
suaranya yang sangat lantang ia menyerukan pertobatan dan mengingatkan kepada
semua orang bahwa Kerajaan Sorga sudah dekat. Alkitab menyatakan bahwa Yohanes
Pembaptis disebut sebagai pembuka jalan bagi Kristus. Meski demikian ia
samasekali tak merasa diri sebagai orang penting atau berpengaruh. Dengan jujur
ia mengakui bahwa Kristus lebih berkuasa dari padadnya (ayat nats). Dengan kata
lain ia selalu mengarahkan orang kepada Kristus dan bukan kepada dirinya
sendiri: “Lihatlah Anak domba Allah, yang
menghapus dosa dunia.” (Yohanes 1:29), artinya ia menunjukkan kepada semua
orang siapa sebenarnya yang harus mereka ikuti dan sembah. Hanya Kristus yang
layak untuk menerima segala kemuliaan, hormat dan pujian!
Yohanes Pembaptis sangat
meninggikan Kristus dan meletakkan dirinya jauh dibawah Dia, dengan berkata
bahwa: “Ia harus makin besar, tetapi aku
harus makin kecil.” (Yohanes 3:30). Bahkan ia mengakui bahwa untuk membuka
kasut Kristus saja ia tidaklah layak (ayat nats). Ini adalah pernyataan yang
luar biasa! Membuka kasut adalah tugas dari seorang hamba yang paling rendah
dan terhina. Dalam hal ini Yohanes Pembaptis menempatkan dirinya lebih rendah
dari seorang hamba yang terendah sekalipun dihadapan Kristus. Pernyataan Yohanes
Pembaptis ini menjadi suatu peringatan dan teguran keras bagi orang percaya,
terlebih-lebih kita yang sudah melayani pekerjaan Tuhan. Sesungguhnya tak ada
yang patut dibanggakan dari diri kita ini, selain Kristus.
Jika saat ini kita dipercaya
untuk melayani Tuhan itu bukan karena kuat dan gagah kita, tapi semata-mata
karena anugerah-Nya. Kita semua ditantang untuk mempunyai kerendahan hati
seperti yang dimiliki oleh Yohanes Pembaptis. Orang yang rendah hati adalah
orang yang tidak menganggap diri paling hebat, paling pintar, paling kaya dan
sebagainya. Berapa banyak pelayan Tuhan atau hamba Tuhan yang membusungkan dada
karena merasa diri lebih rohani, lebih hebat, penuh talenta dan karunia, makin
dikenal, dan dipakai Tuhan secara luar biasa. Akhirnya diri sendirilah yang
dikedepankan.
Tuhan mengasihi orang yang rendah hati dan benci
kepada orang yang tinggi hati!