Hamba Tuhan Benar Atau Bukan? Galatia 1:6-10
onesiporuslase.blogspot.com Syallom saudara-saudara yang terkasih dalam nama Tuhan
Yesus Kristus, pernahkah saudara-saudara semua membeli baju dengan nama bran
yang terkenal, namun ternyata KW?, atau pernahkah saudara membeli earphone
merek JBL dengan harga yang mahal, namun ternyata setelah dilihat itu merupakan
barang KW?. Tentunya kalau hal itu kita ketahui merupakan barang KW, maka pasti
kita tidak akan membelinya dengan harga yang mahal seperti yang aslinya, dan
bahkan bisa saja kita tidak akan membeli barang tersebut.
Demikian halnnya pada kehidupan sekarang ini, dimana
banyak orang yang menerima berita-berita palsu, berita-berita hoax dari
berbagai macam media. Tidak tertutup kemungkinan berita tersebut diberitakan
oleh para pembesar-pembesar agama. Maka dari itu kita mempelajari seperti
apakah pemimpin atau hamba Tuhan yang benar menurut Galatia 1:6-10.
1.
Hamba yang Menegur dengan Kasih (ay. 6-7)
Jika kita
berbicara temtang teguran dengan kasih, maka tentu kita tidak melupakan
perkataan dari Salomo dalam Amsal 27:5, “Lebih baik teguran yang nyata-nyata
dari pada kasih yang tersembunyi”. Hal ini pun juga dilakukan oleh Yesus
Kristus pada saat Ia menegur orang-orang, contohnya pada saat Ia menegur Petrus
pada saat Petrus tidak dapat menerima apa yang dimaksukan oleh Yesus (Mat.
16:23; Mrk. 8:33). Yesus tidak mebiarkan Petrus begitu saja, atau mungkin pada
saat itu Yesus gk enakan menegur Petrus. Tidak saudara, Yesus menegurnya dengan
sangat keras, bukan karena Yesus benci pada Petrus tetapi oleh karena kasih-Nya
yang tidak menginginkan Petrus berjalan sesuai dengan pikirannya sendiri.
Demikian
halnya yang dilakukan oleh Rasul Paulus, dimana pada saat ia mengetahui bahwa
jemaat Galatia meninggalkan Tuhan, meninggalkan Injil Kristus, ia menegur
mereka dengan keras. Tanpa basa-basi diawal, melainkan ia menegur mereka dengan
keras dan dengan sesegara mungkin, sebab ia tahu bahwa bahaya dari pada Injil
palsu itu, sebab injil paslu dapat lebih mudah diterima oleh akal manusia oleh
karena manusia masih daging.
Oleh sebab
itu, kita sebagai hamba-hamba Tuhan ketika kita melihat saudara-saudara seiman
kita yang sudah jauh dari Tuhan, sudahkah kita menegur mereka, sudahkah kita
mengasihi mereka, ataukah kita hanya bisa melihat, memandang, dan tak peduli
dengan mereka?
2.
Hamba yang Tidak Memalsukan Injil (ay. 8-9)
Yang kedua,
hamba Tuhan yang benar adalah hamba Tuhan yang tidak memalsukan Injil. Jika berbicara
tentang Injil, maka Injil dikatakan oleh Rasul Paulus dalam Roma 1:16 “Sebab
aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan
Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi,
tetapi juga orang Yunani”. Maka dari hal ini kita dapat mengetahui bahwa Injil
tidak boleh dipalsukan. Pada masa sekarang ada sejumlah pemimpin-pemimpin
gerejawi yang berkata kepada jemaat mengikut Tuhan akan merasakan kenikmatan,
berkat yang melimpah, “Teologi Kemakmuran”.
Hal ini tidak salah, namun yang utama bukanlah hal-hal yang jasmani, sebab
dikatakan didalam Matius 6:33: “...carilah dahulu kerajaan Allah dan
kebenaran-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu”. Makdsudnya adalah
utamakan mencari Allah dan kebenarannya dan hal-hal yang menjadi kebutuhan
sauda/i akan ditambahkan sepenuhnya oleh Tuhan kepada Engkau. Tetapi jika kita
berkata bahwa mengikut Tuhan adalah sesuau hal yang enak-enak saja tanpa
tantangan dan rintangan, maka hal ini bertentangan dengan apa yang disampaikan
Tuhan, dimana dalam hal mengikut Tuhan setiap murid harus menyangkal diri,
memikul salib dan mengikut Tuhan (Mat. 16:24).
Kemudian dari
pada itu juga cerita didalam Alkitab yang memalsukan Injil, yaitu tentang
kebangkitan Yesus (Matius 28:11-15), dimana pada saatu itu para Mahkama Agama
menyuap para tentara untuk menutup mulut atas penglihatan mereka perihal
kebangkitan Yesus. Padahal benar-benar bahwa Yesus telah bangkit dari kematian,
namun disuruh mereka untuk berkata bahwa para murid Yesuslah yang telah mencuri
mayat-Nya. dengan demikian dapat kita bahwa pemalsuan Injil telah terjadi
sebelum ayat di Galatia ini.
Maka dari
itu Rasul Paulus mengatakan kepada jemaat di Galatia, bahwa setiap orang yang
memberitakan Injil lain yang tidak berasal dari Kristus atau dengan istilah
lain, setiap orang yang memalsukan Injil baik manusia bahkan malaikat sekalipun
adalah terkutuk, sebab setiap yang memalsukan Injil tersebut adalah orang-orang
yang menyangkat perbuatan ajaib Tuhan.
3.
Hamba yang Tidak Mencari Kesukaan Manusia (ay. 10)
Dalam poin yang ketiga ini, kita sebagai hamba-hamba Tuhan harus merefleksikan setiap pelayanan yang kita lakukan selama ini atau sebelum-sebelumnya, sudahkah kita melayani Tuhan hanya untuk mencari kemuliaan Tuhan ataukah kita melayani Tuhan supaya kita dilihat dan dipuja-puji oleh orang lain?. Dalam ayat ini Rasul Paulus menegaskan kembali bahwa setiap pelayanan yang ia lakukan benar-benar murni berasal dari Allah dan hanya untuk kemuliaan Tuhan. Ia menegaskan bahwa pelayanan yang dilakukan bukan untuk mencari kesukaan manusia, melainkan dilakukan untuk krmuliaan nama Tuhan saja
Maka dari itu dapat disimpulkan
bahwa hamba yang benar-benar hamba Tuhan adalah hamba yang siap menegur dengan
kasih, tidak memalsukan Injil, dan tidak mencari kesukaan manusia, melainkan
kemuliaan bagi Tuhan saja. Terimakasi Tuhan Yesus Memberkati kita semuanya,
Syallom.