Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Semua Manusia Berdosa?

Natur Dosa 



Semua Manusia Telah Jatuh Dalam Dosa?

Dosa merupakan pemberontakan terhadap Allah sang pencipta, pelanggaran terhadap hukum Allah (1 Yoh. 3:4), serta penyangkalan terhadap struktur ciptaan-Nya. Dosa ada karena dimulai dari tindakan pelanggaran Adam terhadap perintah Tuhan. Begitu juga dengan manusia dimulai dari tindakan yang penuh kesadaran dalam melakukan dosa. Menurut Donald Guthrie istilah dosa asal untuk menjelaskan kecondongan hati manusia berbuat dosa sebagai warisan turun-temurun (Roma. 5:12). Selanjutnya ia menjelaskan bahwa melalui Adam semua orang mewarisi kecenderungan untuk berbuat dosa. Menurut Daniel Lucas Lukito dalam bukunya yang berjudul “Pudarnya Konsep Dosa dalam Dunia Kekinian” menyatakan bahwa pelanggaran dan penyangkalah terhadap Allah, hukum Allah  dan ciptaan-Nyabisa terjadi secara etis atau epistemologis, yang dimanifestasikan dalam posisi keberdosaaan secra status, kecenderungan pikiran (habitus), atau perbuatan (actus). Jadi pada dasarnya posisi manusia memiliki sikap pribadi yang tidak taat dan tidak percaya kepada Allah (Rm. 14:23; Yoh. 16:9; Ibr. 3:12). Dosa secara status merupakan suatu hal yang memang wajar bagi setiap manusia yang disebut sebagai manusia berdosa dihadapan Allah. Jadi diakui atau tanpa diakui, dosa telah menjadi status bagi setiap orang percaya.dosa secara habitus merupakan kondisi dimana manusia dilahirkan (dosa sudah ada dana menyebar pada setiap orang). Jadi dosa telah menjadi sebuah inklinasi yang tidak bisa dihindari oleh setiap orang dari sejak ia dilahirkan. Jadi dosa ini bukan perbuatan-perbuaan dari setiap orang yang telah melakukan pelanggaran terhadap Allah, melainkan telah menjadi tabiat awal dari setiap manusia. Dan yang ketiga adalah dosa secara actus yaitu dimana seseorang benar-benar melakukan dosa sendiri secara pribadi. Didalam Roma 1:28 Rasul Paulus telah mendefinisikan dosa secara aktus ini  yang berbunyi: “Dan karena mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah,maka Allah menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk, sehingga mereka melakukan apa yang tidak pantas”. Jadi manusia telah memiliki status sebagai orang yang berdosa yang telah ada semenjak sesorang lahir dari kandungan ibunya (Mazmur 51:5).  

Adapun dampak/akibat manusia memiliki natur dosa antara lain: 

a. Setiap manusia akan cenderung dalam melakukan kesalahan atau dosa sebab dalam diri manusia telah ada perbuatan daging tersebut dimana setiap manusia mau tidak mau pasti memiliki dosa melemparkan kesalahan seperti yang dilakukan Adam pada masa itu. Jadi dalam istilah lain mengakibatkan konflik antara sesama manusia. 

b. Terjadinya kehilangan hubungan intim antara Allah dengan manusia, dan hilangnya persekutuan dengan Allah. Manusia jauh dan tidak bisa lagi untuk berhubungan secara langsung dengan Allah, sebab standar Allah adalah kudus, sedangkan manusia telah berdosa. Maka dari itu Allah sangat menentang keberadaan dosa. Manusia kehilangan rupa Allah , dan putus hubungan antara Allah yang selalu memberkati, dana arti lain manusia telah mati Rohani (Ef. 2:1, 5, 12; 4:18). 

c. Manusia tidak bisa lagi melihat Allah secara langsung sebab kekudusan Allah tidak bisa di lihat oleh setiap manusia yang memilki natur dosa (Kel. 20:19). 

d. Setiap dosa mengakibatkan kematian, sebab segala upah dosa adaah maut (Rm. 6:23). 

Kesimpulan: 

a. Natur dosa yang ada dalam kehidupan manusia bukan karena seseorang melakukan sesuatu yang salah, melainkan natur dosa telah dahulu ada dalam kehidupan manusia sejak ia lahir (Mazmur 51:5). 

b. Dosa pertama kali diwujudkan atau terjadi pada saat Adam dan Hawa melanggar perintah TUHAN dengan memakan buah pohon yang ada ditengah-tengah taman Eden (Kej. 2:6). 

c. Hukuman dari dosa adalah maut (Rm. 6:23). Kematianyang dimaksud adalah kematian secara rohani, dimana manusia dan Allah memiki jurang pembatas. Manusia tidak bisa lagi berkomunikasi dengan Allah secara langsung, sebab Allah itu kudus. 

d. Dosa juga disebabkan oleh karena perilaku kita yang tidak sesuai dihadapan Tuhan, yang menolak perintah-Nya, dan tidak melakukan hukum yang telah ditetapkan oleh Tuhan Allah. 

Lihat Juga Allah PL Berbeda dengan Allah PB?

Sumber:

  1. Louis berkhof, teologi sistematika, (Surabaya:momentum, 2009), hlm. 90 
  2. Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru II (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1995).229 
  3. Daniel Lucas Lukito, Pudarnya Konsep Dosa dalam Dunia Kekinian Doktrin tentang Dosa, (Malang: Literatur SAAT, 22019), Hal.29